nomor togel bunga

2024-10-09 00:34:10  Source:nomor togel bunga   

nomor togel bunga,erek erek kutilang,nomor togel bunga

JPNN.com » Internasional » Eropa » Bombardir Syria, PM Inggris Kangkangi Parlemen

Bombardir Syria, PM Inggris Kangkangi Parlemen

Minggu, 15 April 2018 – 12:46 WIB Bombardir Syria, PM Inggris Kangkangi ParlemenFacebook JPNN.comTwitter JPNN.comPinterest JPNN.comLinkedIn JPNN.comWhatsapp JPNN.comTelegram JPNN.comPM Inggris Theresa May saat mengumumkan permintaan pemilu dini, di Downing Street 10, London. Selasa (18/4). Foto: AFP

jpnn.com, LONDON - PM Inggris Theresa May begitu ngebet bergabung dengan Amerika Serikat dan Prancis menyerang Syria. Sampai-sampai dia melangkahi parlemen dan mengambil keputusan itu sendiri.

Keputusan tersebut diambil May dengan dalih kepentingan nasional. Inggris dan dunia Barat, kata dia, memiliki kewajiban untuk menghalangi Assad dan pemerintah lainnya menggunakan senjata kimia.

"Sementara aksi ini memang secara khusus dilancarkan untuk menghalangi rezim Syria, serangan juga akan jadi sinyal kepada pihak lain yang meyakini mereka punya kekebalan menggunakan senjata kimia," jelas May, seperti dikutip oleh Reuters.

Baca Juga:
  • AS dan Sekutunya Bombardir Syria, Begini Reaksi Tiongkok

Dia tekankan, Inggris dan sekutunya telah menggunakan seluruh cara diplomatis untuk menghentikan penggunaan senjata kimia, tapi berulang kali mendapat hambatan.

"Jadi, tidak ada alternatif praktis lainnya ketimbang menggunakan kekuatan militer untuk menghalangi penggunaan senjata kimia oleh rezim Syria," kata May.

Inggris menggunakan empat jet tempur Royal Air Force dari pangkalan militer di Siprus dan meluncurkan rudal Storm Shadow ke sejumlah terget di Syria.

Baca Juga:
  • Tangan-Tangan Asing Bikin Syria Makin Keruh

Menteri Pertahanan Inggris menyatakan pihaknya telah melakukan analisis ilmiah agar serangan itu bisa menghancurkan penyimpanan senjata kimia, tapi tetap meminimalisir efeknya pada area di sekitar lokasi tersebut.

"Fasilitas yang menjadi target serangan berjarak cukup jauh dari konsentrasi massa sipil yang diketahui, sehingga bisa lebih jauh lagi mengurangi risiko," begitu pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Inggris.

Read more